PERCOBAAN I
A. JUDUL : DESTILASI ZAT CAIR
B. TUJUAN : Agar mahasiswa dapat memahami cara penguapan dan prinsip kerja
destilasi
C. DASAR
TEORI
Suatu zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang
tersusun berdekatan namun masih dapat bergerak bebas dengan energi yang
berlainan. Ketika suatu molekul zat cair mendekati perbatasan fasa uap-cair dan
memiliki energi yang cukup, maka zat tersebut dapat berubah dari fasa cair
menjadi fasa gas. Hanya molekul-molekul yang memiliki energetika yang cukup
yang dapat mengatasi gaya yang mengikat antarmolekul dalam fasa cair sehingga
dapat melepaskan diri ke dalam fasa gas. Beberapa molekul yang berada dalam
fasa uap di atas zat cair, ketika mendekati permukaan zat cair tersebut, dapat
memasuki fasa cair kembali sehingga menjadi bagian dari fasa yang
terkondensasi. Pada saat proses ini terjadi, molekul-molekul tersebut
memperkecil energi kinetiknya, sehingga gerakannya lebih lambat. Pemanasan
terhadap zat cair menyebabkan banyak molekul memasuki fasa uap. proses
pendinginan uap merupakan kebalikan dari proses ini. Ketika sistem berada dalam
kesetimbangan, karena banyak molekul zat cair yang memasuki fasa uap dan
kemudian kembali lagi dari fasa uap menjadi cair, maka dapat terukur tekanan
uapnya. Jika sistem tetap bertahan dalam kesetimbangan, bahkan ketika energinya
dinaikkan, banyak molekul dalam fasa cair akan memiliki energi yang mencukupi
untuk berubah menjadi fasa uap. Walaupun banyak molekul yang juga kembali dari
fasa uap ke dalam fasa cair, namun jumlah molekul dalam fasa uap bertambah dan
tekanan uap akan naik. Jumlah molekul dalam fasa uap sangat bergantung pada
suhu, tekanan dan kekuatan gaya tarik antarmolekul di dalam fasa cair dan
volume sistem. Jika dua komponen berbeda (A dan B) terdapat dalam fasa cair,
uap di atas permukaan fasa cair akan mengandung beberapa molekul setiap
komponen. Jumlah molekul A dalam fasa uap akan ditentukan oleh tekanan uap A
dan fraksi mol A dalam campuran. Dengan kata lain, jumlah relatif komponen A
dan B dalam fasa uap akan berhubungan erat dengan tekanan uap tiap zat cair
murni. Hubungan ini secara matematis diungkapkan menurut hukum Raoult:
P total = PA + PB, dimana PA
= PºAXA dan PB = PºBXB
PA = tekanan parsial A
PB = tekanan parsial B
PºA = tekanan uap murni A
PºB = tekanan uap murni B
XA = fraksi mol A dalam fasa cair
XB = fraksi mol B dalam fasa cair[1]
Metode ini termasuk sebagai unit
operasi kimia jenis pemindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori, bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik
didihnya. Hukum
Roult merupakan hukum yang mendasari suatu metode pemisahan yang disebut dengan
destilasi.
Menurut Armid dalam Hilda (2012), destilasi adalah suatu metode pemisahan
Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu
dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung
pada tekanan uap larutan.[2]
Destilasi merupakan proses untuk mengkonversi suau
benda dalam wujud cair menjadi uap dan sesudah itu mengalami kondensasi sebagai
cairan. Destilasi digunakan untuk memisahkan suatu zat cair yang mudah menguap
dari suatu campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih. Aplikasi
pemisahan dengan metode destilasi banyak digunakan dalam kalangan industri.[3]
Selain itu, destilasi juga merupakan proses pemisahan campuran cair-cair
menjadi komponen-komponennya dengan berdasarkan pada perbedaan kemampuan/daya
penguapan komponen-komponen tersebut. Adanya perbedaan kemampuan penguapan
antara komponen-komponen tersebut dikenal sebagai volatilitas relatif.[4]
Gambar 1. Alat Destilasi Sederhana
Gambar di atas merupakan alat destilasi
atau yang disebut destilator. Yang terdiri dari termometer, labu didih, steel
head, pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat. Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair
yang didestilasi selama proses destilasi berlangsung. Seringnya termometer yang
digunakan harus memenuhi syarat:
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat
cair yang akan didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head
dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.
Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat
cair yang akan didestilasi. Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas
yang akan masuk ke alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi
dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki 2 celah,
yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi
dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang
dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih
lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil
yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa erlenmeyer, labu,
ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya. Pemanasnya juga dapat
menggunakan penangas, ataupun mantel listrik yang biasanya sudah terpasang pada
destilator.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di
atas cairan tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan
senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika
uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan terembunkan dan
komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan
senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka
destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen
dalam campuran.[5]
Adapun Jenis-jenis
destilasi sebagai berikut:
1. Destilasi
sederhana
Pada destilasi
sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dahulu. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substensi untuk menjadi gas. Destilasi ini digunakan pada tekanan atmosfer
satu. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.
2. Destilasi
Fraksionisasi
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan
distilasi fraksional. Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan dengan
menggunakan diagram titik didih-komposisi (Gambar 2). Dalam gambar ini, kurva
atas menggambarkan komposisi uap pada berbagai titik didih yang dinyatakan di
ordinat, kurva bawahnya menyatakan komposisi cairan. Bila cairan dengan
komposisi l2 dipanaskan, cairan akan mendidih pada b1.
Komposisi uap yang ada dalam kesetimbangan dengan cairan pada suhu b1
adalah v1. Uap ini akan mengembun bila didinginkan pada bagian lebih
atas di kolom distilasi dan embunnya mengalir ke bawah kolom ke bagian yang
lebih panas. Bagian ini akan mendidih lagi pada suhu b2 menghasilkan
uap dengan komposisi v2. Uap ini akan mengembun menghasilkan cairan
dengan komposisi l3. Jadi, dengan mengulang-ulang proses
penguapan-pengembunan, komposisi uap betrubah dari v1 ke v2
dan akhirnya ke v3 untuk mendapatkan konsentrasi komponen A yang
lebih mudah menguap dengan konsentrasi yang tinggi.
Gambar 2. Diagram titik didih-komposisi
larutan ideal campuran cairan A dan B
Komposisi cairan berubah dari l1 menjadi l2
dan akhirnya l3. Pada setiap tahap konsentrasi komponen B yang
kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa uapnya. Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi
digunakan di laboratorium memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang
berjalan naik dan cairan yang turun dapa bersentuhan. Di puncak kolom,
termometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan
komponen yang lebih mudah menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala termometer
meningkat menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa.
Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu. Bila perbedaan titik
didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus diulang-ulang untuk mendapatkan
pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak bumi tidak lain adalah distilasi fraksional
yang berlangsung dalam skala sangat besar.[6]
3. Destilasi
uap
Detilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan
senyawa. Cara destilasi uap dapat digunakan untuk memisahkan:
a. senyawa yang tidak mudah menguap atau
senyawa yang tidak dikehendaki misalnya campuran berair yang mengandung
garam-garam anorganik terlarut.
b. Senyawa yang secara tidak langsung
menguap dalam uap air misalnya orto nitrofenol dan para nitrofenol
4. Destilasi
vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan
jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang meiliki
titik didih di atas 150° C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada
pelarut denga titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin
karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakumatau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada destilasi ini.
Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi ketajaman pemisahan dalam proses destilasi adalah :
- Perbedaan
komposisi yang mungkin ada diantaranya cairan uap pada keadaan
keseimbangan.
- Efektivitas
kontak dari uap dan cairan biasa dinyatakan dalam plat teoritis atau HETP.
- Perbandingan
kondensat yang kembali kearah kolom fraksinasi atau refluks ratio.
- Kecepatan
uap yang naik ke kolom atau kecepatan aliran destilat.[8]
- Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih
yang tinggi.
- Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
- Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki
perbedaan titik didih yang besar.
- Biaya
penggunaan alat ini relatif mahal.[9]
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
destilasi merupakan suatu metode atau cara pemisahan suatu zat dalam fasa cair
yang didasarkan pada perbedaan volatilitas (tekanan uap) dan dilandaskan pada Hukum
Raoult. Inti dari destilasi adalah penguapan
dan pengembunan kembali uapnya hingga menghasilkan destilat.
D. ALAT
DAN BAHAN
a.
Alat
Alat-alat yang digunakan
|
Fungsi
|
|||
Labu Destilasi
|
Digunakan
sebagai wadah larutan yang akan didestilasi
|
|||
Kondensor
|
Pendingin untuk proses
pengembunan
|
|||
Heater Mantle
|
Digunakan
untuk memanaskan larutan pada labu destilasi
|
|||
Gelas
Kimia
|
Digunakan untuk menampung destilat
|
|||
Statif & Klem
|
Digunakan sebagai alat penunjang
pada rangkaian alat destilasi, berfungsi untuk menjepit kondensor dan
penghubung.
|
|||
Termometer
|
Digunakan untuk mengamati suhu
penguapan larutan
|
b.
Bahan
Bahan yang
digunakan
|
Sifat-sifatnya
|
Kegunaan
|
Metanol
|
-
Memiliki rumus umum CH3OH
-
Titik didih 65 0C
-
Berat molekul 32 g/mol
|
Sebagai
larutan sampel yang ditentukan titik didihnya
|
Batu Didih
|
Ukuran
kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam
cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan
silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon.
|
digunakan
untuk mencegah terjadinya letupan saat larutan dipanaskan
|
Aquadest
|
Cairan bening tak berwarna, Titik
didih 100 OC, titik lebur 0 °C (273.15 K), Pelarut polar,
merupakan ion H+ yang berasosiasi dengan OH-
|
digunakan
untuk membuat larutan sampel
|
E.
|
PROSEDUR KERJA
|
F. HASIL
PENGAMATAN
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
-
Mengambil
50 ml sampel
-
Memasukkan
beberapa batu didih
-
Menghubungkan
labu dengan pendingin dan menghubungkan dengan pompa aquarium
-
Memanaskan
labu destilasi
-
Mengamati
suhu saat terjadi penguapan pada sampel
-
Menentukan
sampel tersebut
|
-
Suhu
pada tetesen pertama 660C
-
Suhu
pada tetesan kedua 690C
-
Suhu
pada tetesan kedua 690C
Sampel tersebut merupakan metanol
|
G. PEMBAHASAN
Destilasi adalah suatu cara pemisahan zat cair yang
didasarkan pada perbedaan volatilitas. Dalam percobaan ini akan ditentukan
suatu senyawa yang terkandung dalam suatu campuran dengan menggunakan caraa
destilasi.
Hal yang pertama dilakukan adalah
membuat rangkaian alat destilasi. Rangkaian alat destilasi harus dirangkai
dengan benar dan sesuai prosedur. Pada setiap sambungan pipa ditambahkan
vaselin. Vaselin digunakan sebagai perekat alat atau rangkaian alat
destilasi, hal ini bertujuan untuk
memudahkan melepas rangkaian alat destilasi nantinya karena akan terjadi
pemuaian pada alat-alat destilasi saat terjadi pemanasan akan dan memungkinkan
terjadinya perekatan pada sambungan alat-alat. Selain itu, harus dipastikan
bahwa tidak ada kebocoran pada setiap sambungan karena jika terdapat kebocoran,
maka tidak akan terjadi proses kondensasi walaupun suhu telah menunjukkan titik
didih senyawa yang terkandung dalam sampel karena uap lebih dulu keluar melalui
kebocoran sambungan sebelum mengalami proses kondensasi pada kondensor. Posisi
kondensor juga harus agak miring, dimana
posisi kondensor pada saat air masuk lebih rendah dibandingkan dengan posisi
kondensor pada pipa air keluar. Hal ini bertujuan agar air dapat mengisi seluruh bagian pada
kondensor secara perlahan sehingga akan dihasilkan proses pendinginan yang
sempurna. Jika air dialirkan dengan arah aliran dari atas ke bawah maka air
akan dengan cepat mengalir keluar menuju pipa keluar dan tidak akan terjadi
proses kondensasi secara sempurna. Pada proses ini digunakan Termometer untuk
mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses destilasi
berlangsung. Termometer yang digunakan harus berskala suhu tinggi yang diatas
titik didih zat cair yang akan didestilasi. Termometer ini ditempatkan pada
labu destilasi atau steel head dengan ujung atas reservoir HE sejajar dengan
pipa penyalur uap ke kondensor.
Selanjutnya, mengukur 50 ml sampel dan
dimasukkan ke dalam labu destilasi. Dalam labu tersebut ditambahkan beberapa
batu didih. Fungsi batu didih pada proses ini adalah :
1.
Meratakan
panas, sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan.
2.
Mencegah
terjadinya proses bumping pada saat pemanasan. Saat labu destilasi dipanaskan maka akan terbentuk gelembung
gelembung udara yang besar. Dengan adanya batu didih maka gelembung gelembung
udara tadi diserap oleh pori pori batu didih dan dikeluarkan kembali dalam
bentuk gelembung udara yang lebih kecil.
3.
Untuk
menghindari titik lewat didih Pada beberapa kasus, air tidak mendidih pada suhu
1000 C.
4.
Tekanan
uap larutan tetap normal sehingga mempercepat proses destilasi.
5.
Larutan
dapat mendidih dan menguap pada suhu yang seharusnya.
Setelah itu, air dialirkan menuju
kondensor. aliran air menuju kondensor didahulukan daripada pemanasan pada labu
destilasi agar terjadi keseimbangan kalor yang diterima pada labu dengan suhu
lingkungannya. Diperhatikan suhu pada termometer, uap yang terbentuk dan suhu
pada tetesan pertama destilat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil percobaan, tetesan pertama larutan tersebut terjadi pada suhu 660C,
tetesan kedua 690C dan tetesan ketiga pada suhu 690C.
Diprediksikan bahwa larutan ini telah menguap sebelum suhu 660C
namun hal tersebut tidak dapat dideteksi oleh praktikan.
Berdasarkan referensi yang telah
diperoleh, senyawa yang memiliki titik didih 650C adalah metanol,
sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa yang terkandung dalam sampel tersebut
merupakan senyawa alkohol yaitu metanol.
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa destilasi adalah suatu cara pemisahan zat dalam fasa
cair dengan menggunakan panas sebagai pemisahnya yang didasarkan pada perbedaan
titik didihnya dan sesuai Hukum Raoult. Inti dari destilasi adalah penguapan
dan pengembunan kembali uapnya hingga menghasilkan destilat. Komponen cairan
yang mempunyai titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.(online). Destilasi. http://teknikkimiakita.blogspot.com. Diakses
pada tanggal
22 maret 2013. pukul 20:12 WITA
Anonim.
2012.(online). Pengertian Destilasi. http://chemistry35.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 22 maret 2012 pukul 20:13 WITA
Budhiraja,
R.P. 2004. Separation Chemitry. Delhi
University: New Delhi
Kiki
Susanto, Krisno.2012. Pemurnian Zat Cair
dengan Ditilasi. Universitas Lambung Mangkurat:
Banjarmasin
Nur’anida,
Hilda. 2012. (online). Pemisahan dan Pemurnian
Zat Cair. http://hildanuranida.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 14 maret 2013 pukul 15:42 WITA
Soebagio,
Dkk. 2005. Kimia Analitik II.
Universitas Negeri Malang: Malang
Takeuchi, Yashito. 2006. buku teks pengantar kimia terjemahan. Iwanami: Tokyo
Teaching,
Team. 2011. Panduan
Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II.
ITB: Bandung
Teaching,
Team. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik
Farmasi. ITB: Bandung
[1] Team Teaching.
2010.penuntun Praktikum Kimia Organik
Farmasi.ITB:Bandung Hal:1
[2]
Nur’anida, Hilda. 2012.(online).Pemisahan
dan pemurnian zat cair. http://hildanuranida.blogspot.com/.
Diakses pada
tanggal 14 Maret 2013 pukul 15:42 WITA
[3] R.P. Budhiraja. 2004. Separation Chemitry. Delhi Univerity: New Delhi (hal: 29)
[5]Anonim.
2012.(online). Pengertian Destilasi. http://chemistry35.blogspot.com
. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012 pukul 20:13 WITA
[7] Soebagio, Dkk.2005. Kimia Analitik II. Universitas Negeri
Malang:Malang, hal:33
[8] Krisno Kiki
Susanto.2012. Pemurnian Zat Cair dengan Ditilasi. Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin. Halaman 2-4
[9] Anonim. 2012.(online). Destilasi. http://teknikkimiakita.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 22 maret 2013. pukul 20:12 WITA