Rabu, 06 April 2016

Asam-basa Arhenius



Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit (konduktor yang baik). Mengapa asam atau basa dikatakan sebagai larutan elektrolit? Masih ingatkan kalian apa itu larutan elektrolit? Kita dapat menganalogikan bagaimana suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit sebagai suatu tim sepakbola.
"Suatu tim sepak bola selalu bekerjasama untuk dapat memasukkan bola ke gawang. Jika tim ini hanya berkumpul hal yang tidak mungkin mereka dapat memasukkan bola ke gawang, sehingga mereka harus berpencar dan mengoper bola satu sama lain dan akhirnya dapat menghantarkan bola ke gawang. Begitu juga dengan suatu senyawa. Senyawa yang tidak dapat berpencar (terionisasi) seperti pada tim sepak bola tidak akan dapat menghantarkan listrik layaknya pemain sepak bola yang menghantarkan bola ke gawang. Pemain sepak bola ini bagaikan ion-ion pada suatu senyawa (ion positif dan negatif). Dimana ion-ion inilah yang akan menghantarkan muatan listrik"
Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam yang bersifat korosif ini umumnya merupakan senyawa kovalen. Misalnya hidrogen klorida yang merupakan senyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ionnya.
HCl(aq) + H2O(l) → H+(aq) + Cl(aq)
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa HCl terurai membentuk ion-ionnya yaitu H+ dan Cl-. Ion H+ dalam larutan tidak dapat berdiri sendiri. Ion H+ tidak berupa proton bebas akan tetapi terikat pada molekul air, membentuk H3O+ (ion hidronium). Ikatan apa yang dibentuk antara H+ dan H2O?
Jika HCl dilarutkan dalam air, HCl akan terurai sempurna, bagaimana dengan hidrogen Fluorida, HF? HF merupakan asam lemah sehingga sebagian kecil molekul HF yang akan terurai apabila dilarutkan  dalam air seperti pada gambar di bawah.
HF(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)
Gambaran submikroskopik HF yang dilarutkan dalam air dapat dilihat pada Gambar 3.
HCl hanya dapat memberikan satu ion hidrogen (proton) per molekul asamnya. Asam semacam ini disebut asam monoprotik. Banyak senyawa lain yang dapat memberikan lebih dari satu proton per molekul asamnya. Asam semacam ini disebut asam poliprotik. Dua contoh lain adalah asam sulfat, H2SO4 dan asam fosfat, H3PO4.
Asam sulfat disebut juga suatu asam diprotik karena tiap molekulya dapat memberikan dua proton. Disosiasi asam ini terjadi dalam dua tingkat
H2SO4(aq) → H+(aq) + HSO4-(aq)
HSO4-(aq)  H+(aq) + SO42-(aq)
Demikian juga asam fosfat, yang merupakan contoh dari asam triprotik, akan terdisosiasi dalam tiga tingkat.
H3PO4(aq) H+(aq) + H2PO4-(aq)
H2PO4-(aq)  H+(aq) + HPO42-(aq)
HPO42-(aq)  H+(aq) + PO43-(aq)
Perhatikan bahwa tingkat kedua pada disosiasi asam sulfat adalah suatu reaksi kesetimbangan (hanya 10 % dari HSO4- akan terdisosiasi). Walaupun demikian, asam sulfat digolongkan ke dalam asam kuat karena disosiasi tingkat pertamanya adalah sempurna. Asam fosfat yang digunakan dalam pembuatan pupuk, detergen dan berbagai macam minuman ringan seperti cola, adalah suatu asam lemah karena ketiga tingkat reaksinya merupakan kesetimbangan. Jadi, reaksinya tidak sempurna.
Perlu diingat bahwa yang menyebabkan sifat asam adalah ion H+. Oleh karena itu, senyawa seperti etanol (C2H5OH), gula pasir (C12H22O11), meskipun mengandung atom hidrogen tetapi tidak bersifat asam, sebab tidak dapat melepaskan ion H+ ketika dilarutkan ke dalam air.
Semua asam yang telah dibicarakan mengandung hidrogen, tetapi ada senyawa yang tidak mempunyai atom hidrogen tetapi bersifat asam yaitu beberapa oksida bukan logam, sebab mereka dapat bereaksi dengan air menghasilkan ion H+. oksida semacam ini disebut oksida asam. Contoh yang umum adalah karbon oksida. Apabila dilarutkan dalam air (misalnya dalam minuman yang mengandung soda), CO2 akan bereaksi sebagai berikut.
CO2(g) + H2O(l)  H2CO3(aq)
Senyawa H2CO3 dinamakan asam karbonat, suatu asam diprotik lemah yang terdisosiasi dalam dua tingkat, dimana ringkat pertamanya adalah
H2CO3(aq)  H+(aq) + HCO3-(aq)
Asam inilah yang menyebabkan terbentuknya gua-gua batu kapur yang besar yang terdapat di berbagai tempat di dunia. Air  tanah menjadi asam karena adanya CO2 dari udara yang larut di dalamnya kemudian bereaksi dengan batu kapur (CaCO3) yang menetes.
CaCO3(s) + H2CO3 (aq)  Ca2+(aq) + 2 HCO3-(aq)
Hasil dari reaksi ini adalah kalsium bikarbonat yang larut dan terbawa oleh air tanah dan menimbulkan gua-gua besar seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Gua (reaksi antara H2CO3  dan CaCO3 menyebabkan terbentuknya stalaktit dan stalakmit pada gua)



Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion OH-. Basa akan terasa licin jika mengenai kulit. Yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH-. Natrium  hidroksida adalah contoh dari hidroksida ion. Pada keadaan padat, zat ini terdiri dari ion logam dan ion hidroksida yang apabila dilarutkan dalam air akan terdisosiasi.
NaOH(s) → Na+(aq) + OH(aq)
Gambaran submikroskopik NaOH yang dilarutkan dalam air dapat dilihat pada Gambar 5.
 


Sebagian senyawa ion yang khas apabila dilarutkan dalam air, disosiasinya akan sempurna, maka ion dari hidroksida logam adalah basa kuat. Contoh basa dari zat molekular paling umum adalah NH3. Zat ini akan bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan.
NH3 merupakan contoh dari basa molekular yang juga merupakan basa lemah. Ionisasi NH3 dalam air sebagai berikut.
NH3(aq) + H2O (l)  NH4+(aq) + OH-(aq)
Gambaran submikroskopik NH3 yang dilarutkan dalam air dapat dilihat pada Gambar 6.


NH3 tidak mempunyai gugus OH namun NH3 dalam larutannya dapat menghasilkan OH. Reaksi NH3 dengan air membentuk suatu kesetimbangan. hanya sebagian kecil dari molekul NH3 yang terionisasi membentuk ion NH4+ dan ion OH-. Sehingga pada gambaran submikroskopiknya terdapat lebih banyak molekul NH3 dibandingkan dengan molekul NH4+ dan OH-

Perlu kalian ingat bahwa tidak semua senyawa yang mengandung H pada strukturnya merupakan asam dan tidak semua senyawa yang mengandung OH pada strukturnya merupakan basa. 

Tabel 1. Beberapa asam dan basa
Asam (yang diberi tanda bintang adalah elektrolit kuat dan dalam larutan terionisasi sempurna.
Asam monoprotik
HX →H+ + X-
HF
HCl
HBr
HI
HOCl
HClO2
Asam fluorida
Asam klorida*
Asam bromida*
Asam iodida*
Asam hipoklorit
Asam klorit
HClO3
HClO4
HIO4
HNO3
HNO2
HC2H3O2
Asam klorat*
Asam perklorat*
Asam periodat*
Asam nitrat*
Asam nitrit
Asam asetat

Asam diprotik
H2X →H+ + HX-
HX- → H+ + X-
H2SO4
H2SO3
H2CO3
H2C2O4
Asam sulfat*
Asam sulfit
Asam karbonat
Asam oksalat
H2S
H3PO3
Asam sulfida
Asam fosfit (hanya dua hidrogen yang dapat diberikan sebagai proton)
Asam triprotik
H3X → H+ + H2X-
H2X-→H+ + HX2-
HX2- → H+ + X3-
H3PO4
Asam fosfat (asam ortofosfat)




Oksida asam khas
(oksida nonlogam)

SO2
SO3
N2O3
N2O5
P4O6
P4O10
SO2 + H2O → H2SO3
SO3 + H2O → H2SO4
N2O3 + H2O → 2HNO2
N2O5 + H2O → 2HNO3
P4O6 + H2O →4H3PO3
P4O10 + H2O → 4H3PO4


Basa




Basa molekular
NH3
N2H4
NH2OH
Amonia
Hidrazin
hidroksilamin
(NH3 + H2O NH4+ + OH-
(N2H4 + H2O N2H5+ + OH-
(NH2OH + H2O NH3OH+ + OH


Basa ionik
(basa kuat)
Hidroksida logam
NaOH
Ca(OH)2
M(OH)nMn+ + nOH-

Oksida basa khas
](oksiida logam)
Na2O
K2O
CaO
SrO
BaO
M2O+ H2O → 2MOH

MO + H2O → M(OH)2












           


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar